Mulailah Menulis Agar Menjadi Kritis
Materi Bersama Pak Anwar
Mulailah
Menulis Agar Menjadi Kritis
Rabu,
15 Juli 2020
Pukul : 19.00-21.00
Oleh
: Nanik Kartika,S.Pd
Malam
ini mendapatkan pencerahan dari narasumber hebat bapak Anwar Djaelani dan
kegiatan malam ini akan dimoderatori bu kanjeng
Menulis artikel adalah sebuah ketrampilan. Kita akan trampil
jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi
yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya, motivasi bisa muncul dari keinginan untuk
mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar kita aktif membaca
sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.
Intinya menulis adalah sebuah keterampilan, semakin kita giat
menulis, maka akan semakin bagus. Semangat bisa semakin
tinggi jika melihat fakta menarik di sekitar kita. Bahwa, aktif menulis artikel
bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Bahwa, trampil menulis artikel
dapat bermuara untuk juga cakap menulis buku.
Bersemangatlah dalam menulis artikel, agar kita menjadi cakap
menulis, dan akan naik tingkat menjadi penulis buku.
Perlunya
pembiasaan dalam menulis buku :
1.
Banyak membaca adalah modal utama
penulis. Dengan sering membaca seseorang akan, pertama, mendapatkan pengetahuan
/ wawasan baru. Kedua, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan
dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya dengan perbendaharaan kata.
2.
Bersemangatlah di saat menulis! Sungguh,
tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri
Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak
punya murid, “Saya akan mengajar dunia dengan pena”. Artikel adalah sebentuk karya tulis.
3.
Mari, maju dengan menulis Tema
untuk dikembangkan menjadi artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak
tersedia di sekeliling kita. Tema bisa berasal dari isi koran, majalah,
televisi, dan internet.
4.
entang “Niat dan Pembiasaan”
5.
Kita perlu membiasakan diri untuk
terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat
kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis?
6.
Agar bisa dimuat di media
7.
Tema tulisan harus aktual dan
menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama
agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain
seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan
berbahasa.
8.
Tema tulisan
9.
Tema akan datang mengalir deras,
terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita
membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit
ide untuk mengartikelkannya.
Langkah
dalam menulis
1.
Langkah menulis Setelah tema tulisan
kita tetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan
sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan
pengembangan penulisan. Pada dasarnya, alur menulis itu
terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
2.
Di pendahuluan kita sampaikan secara
ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai
dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di
penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis
sebelumnya.
3.
Contoh Outline
Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi
• Pandemi
Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)
• Manusia
selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)
• Sekilas
Covid-19 (1 paragraf)
• Dampak
negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)
• Dampak
negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)
• Sudut
pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)
• Berbagai
pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)
• Penutup /
kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)
Total,
ada 16 paragraf
Perihal “Judul Pemanggil”
Judul
yang baik, antara lain: a).Mampu mencuri perhatian pembaca. b).Mencerminkan
tema / arah tulisan, sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan
tulisan. c).Ringkas dan padat. Sebagai sarana berlatih, seringlah memerhatikan
judul-judul artikel di berbagai media
Ada 2 aspek terbesar dalam tulisan .Kita pertama membuat judul yang menarik, dan membuat paragaraf pertama menjadi menarik intuk dibaca sampai habis sampai titik terakhir.Membuat judul harus singkat, dan sangat menarik perhatian pembaca.
Contoh Judul:
Urgensi
Meneliti dan Menulis
(Jawa Pos)
Menunggu
Realisasi Program Buku Murah
(Jawa Pos, 31/07/2008)
Hukuman
Guru dan Mimpi Buruk Murid
(Radar Surabaya)
Contoh Judul:
Rindu
Pemimpin Menulis Buku
(Jawa Pos 17/05/2017)
Menjaga
Martabat Penerima Zakat
(Jawa Pos)
Dalam membuat judul tidak lebih dari empat kata, kata tugas tidak dihitung, usahakan mengandung rima.
Pertama, tentang “Lead Penggoda”.
Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis. Paragraf pertama merupakan paragraph penggoda agar pembaca tertarik dengan tulisan kita.
Kedua, perihal “Pembahasan nan Menawan”.
Di bagian ini,
isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus
sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap
dengan sentuhan popular. Sangat dianjurkan, perbanyak membaca artikel karya
orang lain.
Data yang kuat merupakan tulang punggung suatu pembahasan.
Ketiga, tentang “Penutup yang Menggugah”.
Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya pamit. Lihat contoh lead dan penutup berikut
Belajar Tiga Gaya Lead dan Penutup
Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu
Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?
Penutup:
Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!
Gaya dalam penulissan artikel
1. Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku
Lead
(Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):
Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?
Penut
Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.
2.
Membuat bahasa pengantar yang ada benang
merah atau hubungan denga tulisan kita.
Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan
Lead (Gaya kedua,
dengan kutipan pemikat)
“If you think strongly
enough,
you will be forced by
science to the belief in God”
(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).
Penutup:
Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.
3.
Menggunakan narasi deskriptif, fungsinya
menjebatani antara judul dengan tulisan.
Judul:
Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok
Lead (Gaya ketiga,
narasi diskriptif):
Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar.
Penutup:
Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.
“Panjang Artikel”.
Secara umum, media membutuhkan artikel sepanjang 6000 karakter. Hanya saja, di masing-masing kadang ada yang kurang atau ada yang lebih dari itu. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing media.
Dari Artikel ke Buku
Selepas trampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku bisa menjadi lebih gampang. Mereka yang sudah terbiasa menulis artikel akan lebih cekatan dalam menghasilkan buku.
Menulis
artikel merupakan tangga kita, agar menjadi penulis buku.
Bagaimana langkah Menulis buku?
Pertama, saat harus merancang dan menulis buku.
Tetapkanlah tema yang
akan diangkat.
Buatlah
Daftar Isi.
Mulailah
menulis.
Kedua, kala menghimpun artikel menjadi buku.
Tulislah sebanyak mungkin artikel dengan tema sejenis. Misalnya, bertema pendidikan. Setelah, dirasa cukup untuk dijadikan buku, lakukan langkah: a).Edit ulang. Sering artikel menggunakan “bahasa Koran”, seperti “kemarin”, “pekan lalu”. Untuk itu, ubah dengan mencamtumkan tanggal kejadian yang dimaksud. b).Jika diperlukan, buatlah rubrikasi. Meski semua berada di rumpun pendidikan, mungkin masih bisa dikelompokkan lagi dalam bidang yang lebih khusus. Misal, ada rubrik “Spirit Pembelajar di Semua Musim”, “Menjadi Orangtua Sekaligus Guru”, “Betah di Perpustakaan Keluarga”, “Merancang Liburan Bernuansa Pembelajaran” dan “Belajar di Masa Pandemi”.
Untuk melatih kecakapan kita juga harus terampil menulis resensi buku.
Resensi buku adalah ulasan kritis atas sebuah buku. Di dalamnya minimal berisi identitas buku yang dimaksud, ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang paling penting), dan penilaian objektif atas buku itu terkait kelebihan dan kekurangannya.
Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku. “Jawablah” sejumlah pertanyaan berikut ini. Tentu saja, jawaban ditulis dalam “gaya artikel”.
Ø Tulislah
identitas buku
Ø
Apa isi ringkas buku?
Ø
Apakah penulis memiliki kompetensi?
Ø
Apakah buku itu didukung referensi
memadai?
Ø Buku
itu lebih ditujukan ke segmen pembaca mana?
Ø
Adakah pengetahuan baru yang
disodorkannya, atau sekadar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah
ada?
Ø
Apa kelebihan dan kekurangannya.
Misalnya, apakah mudah dipahami oleh semua kalangan? Bagaimana performa fisik
buku, menarik?
Ø
Tepatkah momentum kehadirannya?
Ø Berhargakah untuk segera kita baca dan atau miliki?
Ada banyak
keuntungan jika kita rajin menulis Resensi Buku. Di antaranya, di saat kita
akan menulis buku akan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya orang lain.
Tentu saja, saat kita menulis buku, tak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang
telah dibuat oleh penulis-penulis lain.
Diakhir materi beliau memberikan tips Tiga M :
Sekarang, tak perlu kita tunda-tunda lagi. Untuk bisa menulis artikel dan kemudian buku, tak ada kiat yang paling manjur kecuali apa yang dikenal sebagai “Tiga M”: Mulai, mulai, dan mulailah!
Terima Kasih
Bapak atas motivasi dan ilmu yang diberikan untuk kami.
Mulailah, mantap.
BalasHapusluar biasa. trus mnulis dan brkarya.
BalasHapushttp://elanjaelanialfatih.blogspot.com/2020/07/resume-kuliahelanpertemuan-ke-2015-juli.html
Kpd Yth Bapak/Ibu d persilahkn brkunjung, smg brmnfaat.
Mantap. Ayo semangat.
BalasHapusKunjugan baliknya ditunggu ya
keren...
BalasHapusKeren
BalasHapusSalam literasi
Joss https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/cerdik-mengemas-kerangka-tulisan.html
BalasHapusMantul .... semangat
BalasHapusMantab...untuk masukan perlu pengaturan tulisan biar lebih rapi lagi.
BalasHapusayo semangat yaa.... slm literasi dr jogja
BalasHapus