Kesepahaman antara penerbit dan penulis

Resume Bersama Pak Joko Mumpuni

Kesepahaman antara Penerbit dan Penulis

Rabu, 9 juli 2020

Pukul   :  19.00-21.00

Oleh    :  Nanik Kartika

            Menulislah karena dengan tulisan orang akan tahu bahwa kita pernah hidup di dunia ini. Walaupun tulisan itu, kita sendiri yang membacanya. Berkaitan dengan narasumber hebat yang memberikan materi untuk kami pserta menulis gelombang 12 bersama PGRI. hari rabu tanggal 8 Juli 2020 adalah Joko Irawan Mumpuni yang merupakan Direktur Penerbitan Penerbit Andi Yogyakarta. Beliau menjelaskan dengan menggunakan voice note tentang Writing Preneurship atau menulis buku yang diterima penerbit.

            Guru itu merupakan seorang pendidik. Menerbitkan tulisan atau disebut juga dengan publikasi tidak bisa disamakan dengan menulis. Kalau cuma menulis ujungnya tidak diterbitkan itu tidak apa-apa, karena semua orang bisa menulis buku jika pada akhirnya tidak diterbitkan di media massa, harian, maupun buku.

Beliau memberikan motivasi publikasi bagi akademisi diantaranya :

a.        Berorientasi pada profit.

       Hal ini wajar dan tidak salah, dimana para akademisi ini ingin mendapatkan royalti yang       besar atau banyak..

b.         Pengabdian.

        Para akademisi harus menulis, karena beranggapan bahwa hidup ini harus mengabdi                      atau berarti bagi sesama.

c.            Promosi diri (Branding)

        Menulis bisa digunakan untuk promosi diri dan menulis itu penting dengan tujuan              supaya bisa diangkat menjadi ketua,  atau menang dalam pemilihan.

              menghasilkan produk yang baru. Hal ini disebabkan karena ada persoalan-persoalan lain,              seperti kemalasan.

            Penghambat pertumbuhan industri penerbitan diantaranya adalah :

1.     Kurangnya minat baca

 Budaya minat baca masyarakat indonesia yang kurang, dan cenderung lebih minat             menonton. Di samping itu juga kurangnya bahan bacaan  dan kualitas bacaan.

2.      Kurangnya minat menulis

  Minat tulis kurang dan cenderung lebih berminat ngobrol. Seorang akan kuat ngobrol             berjam-jam, tapi begitu menulis sepatah dua kata, sudah terpatah-patah atau kehabisan    ide       menulis..

3.      Kurang nya Apresiasi hak cipta

       Masyaraat indonesia ada kecenderungan tidak menghargai hak cipta orang lain,     misalnya foto copy buku dan juga membajak tulisan karya orang lain.

            Jika memiliki sebuah naskah, sudah pasti membayangkan akan diterbitkan melalui salah     satu penerbit termasuk penerbit Andi. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :

1.          Mengirimkan naskah tersebut ke penerbit. Penerbit akan menilai, mereviuw, dengan          tidak ada maksud untuk menghakimi dan merendahkan naskah yang sudah dikirm. Dengan pertimbangan jika buku itu diterbitkan akan laku atau tidak. Jadi jika ditolak,            hanya berdasarkan pertimbangan ekonomi.

2.         Jika naskah diterima, penulis mengirimkan softcopy lengkap. Selanjutnya   menandatangani surat perjanjian. Jika ditolak, maka naskah itu akan dikembalikan ke  penulis. Mengirim naskah boleh melalui email, tetapi sebaiknya dicetak dengan hardprint supaya lebih  aman. Jika dalam bentuk softcopy, memang kurang aman. Jika  sudah pindah tangan dan diterbitkan dengan nama orang lain, maka penulis asli akan    rugi. Tidak harus semua tulisan dikirim, boleh sebagian yang penting ada judul tulisan,  daftar isi, CV penulis, dan sinopsis. Setelah dinilai penerbit bisa memutuskan apakah    naskah tersebut diterima atau ditolak. Jika diterima, penerbit baru meminta softcopy lengkap pada penulis, yang kemudian akan dikirim ke penerbit untuk proses edit,   setting, cetak, dan dijual. 

            Perlu diketahui penerbit tidak pernah menolak naskah untuk tidak diterbitkan dengan alasan editorial yang buruk, tanda baca yang salah. Karena penerbit memiliki banyak editor, sehingga tulisan yang jelek, salah ketik, salah tanda baca, akan diedit ulang oleh para editor.  Dan ini biasanya membuat sang penulis kaget, karena tulisan menjadi lebih enak dibaca. Judul sebuah buku memang diusulkan oleh penulis, tapi dimodifikasi oleh penerbit, sehingga judul lebih menarik para pembaca. Dengan tujuan supaya laku. Setelah selesai buku dikirim ke penulis untuk koreksi akhir. Dan dicetak kembali dalam jumlah yang besar.

Setelah berhasil menghasilkan karya, penulis akan memperoleh :

1.    Kepuasan

2.    Reputasi

3.    Karir cepat naik

4.    Royalti

            Di akhir materi yang disampaikan, beliau menyimpulkan bahwa sebetulnya banyak salah pengertian antara pengertian penulis dengan apa yang diinginkan penerbit. Setelah adanya penjelasan dan komunikasi  antara calon penulis dan penerbit tidak akan ada lagi misskomunikasi. Karena sudah terjawab apa dan bagaimana naskah yang diterima maupun ditolak penerbit. Dengan pemaparan materi yang sangat menarik dari narasumber dengan harapan agar peserta dapat termotivasi menerbitkan buku.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengetahui branding dari Pak Namin

Bersama bu Beti mengelola Kelas di Era Covid

Menulis Sebagai Goresan Inspirasi